Senin, 16 November 2015

KASUS ETIKA BISNIS


CONTOH KASUS BAB 1

Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar. Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah Methyl Parahydroxybenzoate dan Benzoic Acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran.  Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR. Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi.
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

ANALISIS :
Dalam era globalisasi seperti ini pasar bebas internasional mempunyai standar kualitas produk yang diperjualbelikan nya, namun setiap negara juga mepunyai standar kualitas yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, terjadinya kasus seperti ini terjadi karena negara Taiwan tidak terdaftar dalam organisasi Codex Alimentarius Commision. Sehingga adanya perbedaan standar kualitas barang yang lulus uji.

SARAN:
Sebaiknya, setiap benua mempunyai organisasi pangan yg resmi menaungi seluruh anggota negara yg berada di benua masing-masing. Agar semua negara yg berada di suatu benua  mempunyai standar kualitas produk yg sama demi kelancaran pasar bebas dunia.

CONTOH KASUS BAB 2
Penipuan Jual Beli Barang Online di Indonesia begitu marak. Akan tetapi kasus yang terungkap tidaklah begitu banyak. Hal ini tejadi karena beberapa hal yaitu: Korban Penipuan Jual Beli Barang Online lebih banyak tidak melaporkan kepada pihak berwajib. Tidak adanya Barang Bukti Untuk Pelaku Penipuan Jual Beli Barang Online karena tidak ada lapaoran dari Korban. Kesulitan jika website tersebut pemiliknya berada di luar wilayah yurisdiksi Indonesia. Pihak Berwajib telah berhasil melacak sebuah IP address terduga pelaku, akan tetapi tidak semuda itu untuk mengetahui identitas dan posisi pelaku.
Contoh Kasus yang telah tertangkap dalam Penipuan Jual Beli Barang Online
Pada tahun 2011 Tim Cyber Bareskrim Mabes Polri menangkap Christianto alias Craig, seorang anggota komplotan penipuan jual beli kertas online, di Medan. Menurut Kanit Cyber Crime Bareskrim Polri Kombes Pol Sulistyo, anggotanya memang terus memburu komplotan penipu tersebut sejak mendapat laporan dari korban seorang warga Qatar, Alqawani, pada 2010. Sementara, dua pelaku utama yang menjadi otak kejahatan dunia maya ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DOP) alias buronan kepolisian. Keduanya adalah Muhammad Redha dan Tunggalika Nusandra alias Dodi. Alqawani, seorang warga Qatar yang tertarik membeli kertas di toko online milik Craig dan Dodi pada Maret 2010. Setelah memesan, Craig sempat mengirim sampel kertas sebanyak satu rim ke Qatar. Alqawani yang puas kemudian memesan lebih banyak. Ia kemudian mentransfer Rp. 200 juta ke nomor rekening toko tersebut. Setelah itu, Craig menghilang bersama uang Alqawani tanpa bisa dihubungi kembali. Polri telah membidik sindikat toko palsu ini sejak akhir 2010 setelah korban melaporkan toko tersebut ke KBRI di Qatar.(www.tribunews.com,Jakarta). Seorang warga negara Indonesia diduga terlibat kasus penipuan terhadap seorang warga negara Amerika Serikat melalui penjualan online. Kasus ini terungkap setelah Markas Besar Kepolisian mendapat laporan dari Biro Penyelidik Amerika Serikat. “FBI menginformasikan tentang adanya penipuan terhadap seorang warga negara Amerika yang berinisial JJ, yang diduga dilakukan oleh seorang yang berasal dari Indonesia,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Kamis 11 Oktober 2012. Boy mengatakan seorang warga Indonesia itu menggunakan nama HB untuk membeli sebuah alat elektronik melalui pembelian online. “Jadi ini transaksi melalui online, tetapi lintas negara. Jadi transaksinya dengan pedagang yang ada di luar negeri, khususnya Amerika,” kata Boy.
Dalam kasus ini, kata Boy,Mabes Polri telah menetapkan satu tersangka berinisial MWR. Dia memanfaatkan website http://www.audiogone.com yang memuat iklan penjualan barang. Kemudian, kata Boy, MWR menghubungi JJ melalui email untuk membeli barang yang ditawarkan dalan website itu. “Selanjutnya kedua belah pihak sepakat untuk melakukan transakasi jual beli online. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer dana menggunakan kartu kredit di salah satu bank Amerika,” kata dia. Setelah MWR mengirimkan barang bukti pembayaran melalui kartu kredit, maka barang yang dipesan MWR dikirimkan oleh JJ ke Indonesia. Kemudian, pada saat JJ melakukan klaim pembawaran di Citibank Amerika, tapi pihak bank tidak dapat mencairkan pembayaran karena nomor kartu kredit yang digunakan tersangka bukan milik MWR atau Haryo Brahmastyo. “Jadi korban JJ merasa tertipu, dan dirugikan oleh tersangka MWR,” kata Boy. Dari hasil penyelidikan, MWR menggunakan identitas palsu yaitu menggunakan KTP dan NPWP orang lain. Sementara barang bukti yang disita adalah laptop, PC, lima handphone, KTP, NPWP, beberapa kartu kredit, paspor, alat scanner, dan rekening salah satu bank atas nama MWRSD. Atas perbuatannya, tersangka dikenai Pasal 378 atau Pasal 45 ayat 2 junto Pasal 28 Undang-Undang nomor 11 tentang Informasi Transaksi Elektronik. Selain itu, polri juga menerapkan Pasal 3 Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang Pencucian Uang. Selain itu, juga dikenakan pasal pemalsuan yaitu Pasal 378 dan beberapa pasal tambahan Pasal 4 ayat 5, dan pasal 5 UU no 8 tahun 2010. (www.news.viva.co.id)

ANALISIS :
Dalam jual beli tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti : kualitas barang yang dibeli, kesesuaian harga dengan kualitas produk, garansi produk, dan lain sebagainya. Untuk bisnis konvensional yang memungkinkan calon pembelinya dapat melihat langsung barang yang akan dibelinya saja, pembeli harus berhati-hati dalam membeli barang, apalagi dalam= kasus on-line shop yang calon pembelinya biasanya hanya memiliki acuan berupa foto barang-yang akan dipesan. pengiriman barang melalui paket juga merupakan hal yang harus diperhatikan, karena tidak semua jasa pengiriman memberikan jaminan atas barang yang akan dibeli.

SARAN :
Ada baiknya sebagai pembeli yang bijaksana kita pastikan keamanan online-shop tempat kita membeli barang, apakah telah ada izin resmi, ataupun apakah kita sudah mengetahui keandalannya dari cerita orang-orang yang pernah melakukan transaksi. ada baiknya pula kita memiliki kontak orang yang bertanggung jawab atas online shop yang kita kunjungi sehingga kita tahu perkembangan transaksi yang kita lakukan.

        -  www.viva.co.id


Senin, 27 April 2015

puisi cinta

cinta bagaikan air laut yang mengisi sebagian isi bumi…
memberi banyak kehidupan..
membuat orang ingin tahu..
dan tiap orang pasti mengalami cinta..

cinta itu keikhlasan..
cinta itu kemauan..
cinta itu saling mengerti..
cinta itu indah jika kita bisa menempatkannya pada tempat terbaik dalam hati..jadikan cinta itu indah dihatimu..
karena cinta bisa seindah yang kau mau

“Edi aku mencintaimu”
Dalam segala kurang dan lebihmu
Dalam pintaku pada-NYA terselip namamu yang selalu kurindu

fenomena ekonomi


BANYAK pengamat asing yang heran melihat berbagai fenomena ekonomi di Indonesia. DH Penny, misalnya, menulis tentang bagaimana penduduk di sebuah desa di Yogyakarta mengatasi masalah kemiskinan. Orang kaya di desa itu tidak menolong orang -orang miskin di desanya dengan memberi sedekah karena tidak ingin orang miskin merasa lebih rendah darinya. Ia membiarkan salah satu kebunnya yang berisi berbagai hasil kebun diambil oleh orang – orang miskin, sementara si kaya pura – pura tidak tahu.
Keheranan pengamat ekonomi asing juga terjadi saat terjadi krisis ekonomi, dan data statistik menunjukkan tidak ada investasi yang direalisasikan,( baik investasi asing maupun investasi dometik); tetapi terjadi juga pertumbuhan ekonomi. Setelah ditelusur banyak pengeluaran yang oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pengeluaran konsumsi ternyata sekaligus merupakan pengeluaran investasi.
Contoh, jika seseorang memberi sepeda motor maka oleh BPS dicatat sebagai pengeluaran konsumsi. Tetapi ternyata sepeda motor itu digunakan untuk ojek. Maka sebenarnya pembelian sepeda motor tersebut merupakan pengeluaran investasi.
Pola Konsumsi
Yang menarik pada saat Hari Raya Lebaran dan mungkin juga Natal dan Tahun Baru adalah pola konsumsi masyarakat. Dalam hari-hari normal pola konsumsi masyarakat umumnya dapat diterangkan dengan berbagai teori konsumsi dalam buku-buku teks teori ekonomi.
Teori JM Keynes (1936) menyatakan, konsumsi seseorang akan tergantung pada tingkat pendapatan yang telah diterima (disebut sebagai pendapatan aktual atau absolut) oleh seseorang atau masyarakat. Jika terjadi kenaikan pendapatan aktual maka kenaikan konsumsinya lebih kecil dari kenaikan pendapatan aktual yang diterima. Hal ini dikarenakan seseorang pasti menyisihkan sebagian pendapatan yang diterimanya untuk tujuan lain yaitu menabung dan membayar utang.
James Dussenberry (1949) mengemukakan teori tain lagi tentang konsumsi. Memurutnya, pengeluaran konsumsi seseorang bukan tergantung dari pendapatan absolut aktualnya tetapi tergantung dari pendapatan relatifiiya. Maksudnya konsumsi seseorang tergantung dari tingkat pendapatannya dibanding atau relatif terhadap pendapatan orang lain. Orang yang berpendapatan lebih rendah akan meniru pola konsumsi orang yang pendapatannya lebih tinggi di sekelilingnya.
Karakteristik lain dari pengeluaran konsumsi masih menurut Dusssenberry adalah sekali pengeluaran konsumsi seseorang meningkat, maka tidak mungkin pengeluaran konsumsi tersebut menurun sekalipun pendapatannya menurun.
Albert Ando, Franco Modigliani, dan Richard Brumberg punya teori lain lagi tentang perilaku konsumsi seseorang atau masyarakat. Menurut ketiga ekonom tersebut, pengeluaran konsumsi akan tergantung dari siklus hidup seseorang. Pada saat seseorang belum bekerja, maka untuk membiayai pengeluaran konsumsinya ia akan disubsidi oleh orangtuanya atau utang.
Pada saat sudah bekerja ia akan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung guna membayar utang sebelum bekerja dan membiayai konsumsi setelah pensiun. Pada saat sudah pensiun, seperti telah disebutkan, ia akan memakai tabungannya untuk membiayai konsumsinya
Ekonom berikutnya yang merumuskan teori konsumsi adalah Milton Friedman (1957). Menurut Friedman konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan permanennya (pendapatan yang rutin ia terima setiap periode tertentu) dan bukan pada pendapatan transitori (pendapatan yang tak terduga)
Jika diamati maka pola konsumsi seseorang atau masyarakat Indonesia saat lebaran sangat sulit untuk dimasukkan ke dalam salah satu teori tersebut , Konsumsi seseorang pada saat lebaran biasanya. sangat besar. Hasil kerja yang sebelum lebaran ditabung biasanya dihabiskan pada saat lebaran dan ada bahkan beberapa orang yang berutang untuk menutup pengeluaran konsumsinya. Maka tak heran jika menurut data penarikan uang kartal di Jawa Tengah dua pekan menjelang lebaran meningkat 100% lebih Uang kartal; yang ditarik dari bank-bank umum selama 2 pekan sebelum lebaran itu mencapai Rp. 500 miliar (Suara Merdeka 9 November 2004, halaman 4).
Pemerataan Pendapatan
Pada saaf Lebaran juga terjadi pembalikan pusat kegiatan ekonomi. Kalau pada hari-hari biasa pusat kegiatan ekonomi berada di kota dan daerah yang maju maka pada saat lebaran yang terjadi sebaliknya.
Pada saat lebaran pusat kegiatan ekonomi justru terjadi di desa – desa dan di daerah kurang maju. Ini akan menciptakan pembagian pendapatan antardaerah yang lebih merata meski hanya sesaat. Barangkali ini fenomena yang hanya terjadi di Indonesia dan perlu diteliti lebih lanjut.
Fenomena ekonomi yang lain yang unik selama lebaran adalah bahwa kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi dari kebutuhan dasar, ternyata bukan hanya milik mereka yang pendapatannya tinggi, melainkan milik semua orang pada saat lebaran.
Ahli manajemen sumberdaya manusia Maslow pernah mengemukakan teori yang disebut Teori Hirarki Kebutuhan. Dalam teori tersebut sesuai dengan tingkat pendapatan seseorang, bila pendapatan seseorang masih rendah, kebutuhannya sebatas pada kebutuhan dasar yaitu makan, minum, pakaian, dan papan.
Setelah pendapatanmya meningkat maka kebutuhannya meningkat lagi menjadi kebutuhan psikologis seperti rasa aman. Setelah kebutuhan psikologis ini maka hirarki berikutnya adalah kebutuhan akan pengakuan masyarakat terhadap keberadaan atau posisi sosialnya (Esteem). Akhirnya hirarki paling tinggi dari hirarki kebutuhan dari seseorang adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Pada tahap ini ia tidak lagi butuh pengakuan masyarakat tetapi ia dapat melakukan apa yang ia kehendaki atas kehendaknya sendiri.
Pada masa lebaran ternyata semua orang pada berbagai tingkat pendapatan membutuhkan pengakuan sosial dari masyarakat di sekitarnya pada. saat mudik dengan cara membeli dan membawa berbagai barang baru.